Monday, December 29, 2008

Economic Bubble


Akhirnya gelembung ekonomi AS meledak

Pesatnya pertumbuhan finansial Amerika Serikat (AS) akhirnya limbung di tahun 2008. Diawali dari krisis hipotek perumahan AS (subprime mortgage)kemudian menjalar ke Wall Street dan sektor lainnya. Para pengelola dana dan investment banking kelas wahidpun bertumbangan. Harga saham sektor finansial pun berguguran. Saham Citigroup Inc. pada akhir 2007 lalu masih di US$ 29,44 sekarang hanya tinggal US$ 6,73, yang berarti merosot US$ 22,71 (77,14 persen), bahkan pernah mencapai level terendahnya US$ 3,77 pada tanggal 21 November lalu.

Lebih tragis lagi Lehman Brothers holding bahkan harus melempar handuk karena tidak kuat menahan pukulan krisis subprime mortgage. Pada 31 Des. 2007 harganya masih berada di US$ 65,24 sekarang tinggal US$ 0,0265, terjun US$ 65,21 (99,96 persen).

Apa yang membuat krisis finansial AS ini terjadi:
1. Pengawasan dari otoritas bursa AS (SEC) yang lemah
2. Gaji dan bonus yang sangat tinggi membuat para CEO berlomba mencapai target
dengan cara apapun.
3. Banyaknya aturan (batasan) yang dilanggar dalam pencapaian target serta kurangnya diversifikasi resiko investasi.
4. Lemahnya para lembaga pemeringkat internasional memberi warning kepada para investor akan utang - utang dan investasi yang akan bermasalah.
5. Harga minyak mentah yang terus melambung hingga US$ 147 per barel.
6. Nilai tukar dolar yang terus melemah terhadap mata uang utama dunia.
7. Suku bunga The Fed yang bertahan cukup lama di level 5,25 persen.

Pemerintah AS pun harus menggelontorkan sekitar US$ 1.000 triliun untuk meredam dampak dari krisis finansial global saat ini.

Friday, December 26, 2008

Krisis Finansial Global


JAKARTA--Kencangnya pertumbuhan sektor finansial Amerika Serikat (AS) sejak tahun 1990 an akhirnya meledak di tahun 2008. Naiknya suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) sebagai biang keladinya. Pada Agustus 2003 suku bunga The Fed hanya sebesar 1 persen, kemudian berangsur - angsur naik terus klimaks nya pada juni 2006 yang mencapai level tertingginya di 5,25 persen seiring pengetatan likuditas oleh bank sentral AS.Dan suku bunga The Fed sebesar 5,25 persen ini bertahan hingga Agustus 2007.

Lamanya diberlakukannya suku bunga tinggi ini lambat laun membebani pasar finansial AS. Mantan Gubernur The Federal Reserve Allan Greenspan akhir Februari 2007 telah memperingatkan bahwa AS akan mengalami resesi pada akhir 2007. Pada pertengahan Maret 2007 mulai merebak kekhawatiran akan kebangkrutan hipotek perumahan AS (Subprime Mortgage)dengan korbannya New Century.

Juli 2007 giliran Bear Stearn Co yang mengalami kesulitan likuditas. Masalah Subprime mortgage terus bergulir dan melebar ke Eropa, dan Nothern Rock Plc.juga menjadi korban keganasan subprime mortgage pada bulan September.

Akhirnya pada 18 September 2007 memaksa bank sentral AS memangkas suku bunganya sebesar 50 basis point menjadi 4,75 persen untuk meredam krisis finansial yang disebabkan oleh kredit perumahan.

Citigrup inc. serta UBS bank terbesar di Swiss pun terkena dampak subprime mortgage hingga mendapat suntikan dari investor asing.

Friday, December 12, 2008

Bailout Sektor Otomotif AS Kandas, Pasar Finansial Global kembali Panas


Kandasnya rencana bailout sektor otomotif senilai US$ 15 miliar di konggres Amerika Serikat (AS) membuat pasar finansial global kembali bergejolak. Gagalnya penyelamatan sektor otomotif AS,membuat bursa saham dunia kembali berjatuhan karena kekhawatiran bahwa krisis finansial global akan berlangsung lebih lama dari perkiraan.

Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini terjungkal 53,726 poin (4,08 persen) ke posisi 1.262,968 dibanding sehari sebelumnya 1.316,694.

Nilai tukar rupiah juga kembali terperosok diatas Rp 11 ribu per dolar AS mengikuti pelemahan mata uang kawasan. Pada transaksi hari ini rupiah ditutup Rp 11.300 per dolar AS yang berarti melemah 325 poin dari posisi sebelumnya Rp 10.975 per dolar AS.
Masih tingginya permintaan dolar dipasar juga turut mendukung pelemahan rupiah kali ini.

Tuesday, November 25, 2008

Rupiahku



Permintaan dolar AS dipasar yang tidak kunjung surut menjelang akhir tahun membuat rupiah siang ini pukul 14:45 berada di level 12.690 per dolar AS, melemah dibandingkan kemarin di 12.050 per dolar AS.

Sementara itu pasokan dolar dipasar relatif langka membuat rupiah kembali tertekan. Naiknya bursa saham regional pasca bailout Citigroup Inc., senilai US$306 miliar tidak banyak berdampak terhadap rupiah.

Harga saham di bursa Jakarta yang sedikit menguat tidak mampu menahan tekanan rupiah. Trend dolar kedepan yang masih strong dan ekonomi global yang masih tidak menentu menguat membuat para investor masih enggan masuk ke mata uang yang beresiko tinggi seperti rupiah.

Monday, November 24, 2008

Citigroup Terancam Bangkrut


Citigroup Inc., Salah satu perbankan terbesar di jagad raya ini dengan nilai aset mencapai US$ 270 miliar terancam bangkrut. Perusahaan dengan logo gambar payung ini ternyata tidak mampu lagi memayungi pelanggannya, karena payungnya dipakai sendiri untuk menahan hujan krisis finansial global. Hehe....hehe...

Ini akan menjadi taruhan terbesar bagi pemerintah AS. Dimana Citigroup adalah raksasa yang terlalu besar untk dibiarkan ambruk, ujar seorang pengamat.

Dan akhirnya citigroup mendapat dana talangan dari pemerintah AS sebesar US$ 20 miliar

Thursday, November 13, 2008

Rupiah Kembali Liar

Pergerakan rupiah kembali liar hingga menyentuh Rp 12.000 per dolar AS karena pasar finansial global yang kembali bergejolak setelah bursa saham Wall Street kembali anjlok. Walaupun pada penutupan hari ini sedikit berbalik arah dan ditutup dilevel Rp 11.700 per dolar AS, atau melemah 200 poin dari penutupan sebelumnya Rp 11.500 per dolar AS.

Kekhawatiran ekonomi dunia yang terus memburuk membuat para pelaku pasar lebih aman untuk memegang dolar daripada rupiah yang diperkirakan akan terus melemah.

Tersedotnya likuiditas dolar dipasar global ke pasar AS membuat greenback terus menguat terhadap mata uang utama maupun dunia kecuali terhadap yen. Makin memburuknya krisis global mata uang Uncle Sam akan terus terapresiasi.

Untuk menutupi defisit anggaran AS yang mencapai US$ 438 miliar tahun 2008 dan diperkirakan akan terus meningkat tahun depan serta dana untuk bailout yang mencapai US$ 700 miliar memaksa Pemerintah AS akan menerbitkan obligasi yang sangat besar senilai US$ 500 miliar lebih untuk triwulan IV tahun ini.

Dolar pun akan kembali tersedot kembali ke AS membuat mata uang ini akan terus meroket.

Harga Minyak Terus Turun

Minyak turun ke level terendah Selama 21 Bulan Terakhir setelah data dari International Energy Agency (IEA) memberi sinyal melambatnya ekonomi akan memangkas permintaan minyak.

Harga minyak di New York Merchantile Exchange (NYMEX) untuk antaran bulan Desember ditransaksikan di US$ 55,95 per barel turun 21 sen pada pukul 11.14 am waktu London. Bahkan sebelumnya sempat jatuh US$ 1,49 (2,7 persen per barelnya yang merupakan posisi terendahnya sejak 30 Juni tahun lalu.
Prospek ekonomi makin memburuk, perkiraan permintaan minyak suram. “Semua ini membuat tekanan berat terhadap harga minyak, ujar Eugen Weinberg analis dari Commerzbank AG di Frankfurt.

IEA menurunkan perkiraan permintaan minyak untuk tahun 2009 dalam tiga bulanan yang merupakan terbesar dalam 12 tahun terakhir karena makin memburuknya ekonomi. Hal ini dipicu oleh memburuknya ekonomi Jerman yang merupakan salah satu negara besar dikawsan eropa mulai merasakan resesi, data persediaan minyak dan bahan bakar AS meningkat membuat minyak terus turun.

BLOOMBERG

Sunday, November 9, 2008

Pasar Finansial Kembali Bergejolak



Pasar finansial global kembali bergejolak selama minggu kemarin setelah bank sentral dari mata uang utama memangkas suku bunganya. Bank sentral uni Eropa (ECB), bank sentral Swiss (SNB) serta bank sentral Australia (RBA) menurunkan suku bunganya secara impresif hingga 50 basis poin, bahkan bank sentral Inggris suku bunganya hingga 150 basis poin. Hal ini dilakukan karena buruknya data ekonomi AS. Tetapi secara keseluruhan pergerakannya pasar mata uang dan bursa saham masih dalam batas wajar.

Memang volatilitas cukup tinggi hampir mencapai 3,0 poin (dari 83,9 hingga 86,89) di indeks dolar dan lebih dari 1.000 poin (dari 8.673 – 9.653) untuk indeks Dow Jones.

Penurunan suku bunga oleh bank sentral seluruh kawasan sudah diantisipasi oleh pasar dan diperkirakan akan menuju ke level antara 0 hingga 2 persen. Data - data ekonomi yang telah dirilis merefleksikan bahwa ekonomi dari negara maju mulai mengalami resesi. Ini membuat landasan yang kuat bahwa pasar akan cenderung konsolidasi. Dengan kata lain, trend yang fluktuatif saat ini masih akan berlanjut.

Dalam situasi ini yang perlu diperhatikan adalah:
Pertama: pergerakan indeks dolar, EUR/USD, serta Dow Jones yang saat ini masih konsolidasi dan mungkin akan bergejolak lagi.
Kedua: Pergerakan ketiganya biasanya sangat ekstrim bila ada berita negative karena akan membuat pasar kembali pesimis.

Ketiga: Harga komoditas yang cenderung terus turun terutama harga minyak yang sekarang berada di bawah 60 dolar AS per barel.

Dan keempat: Poundsterling yang melemah setelah bank sentral Inggris memangkas suku bunganya 150 basis poin menjadi 3,0 persen merupakan posisi terendah sejak 1955 dan penurunan terbesar sejak 16 tahun terakhir. Kebijakan penurunan suku bunga mendekati 0 persen ini masih akan berlanjut.

Data non faram payroll yang mengalami kontraksi 240 ribu dan angka pengangguran mencapai 6,5 persen tertinggi sejak 2001 membuat pasar tetap pesimis terhadap ekonomi AS.

Actionforex.com

Thursday, October 9, 2008

rupiah dan indeks jeblogg

Bursa Jakarta di suspen n rupiah melorot terus ihik ihik... merana...aku merana

Wednesday, October 8, 2008

Tuesday, September 9, 2008

goresan pena si untung




Coretan pena si untung dari brebes gandasuli brebes dipojokan velbak

Anda berminat @ Rp 250.000

Wednesday, September 3, 2008

Pound akan ke suport 1.7256 bahkan ke 1.7071



Penguatan Dolar dipasar global masih akan berlanjut dan diperkirakan hingga november nanti saat dilaksanakan Pemilu di Amerika Serikat. Apabila Obama berhasil menjadi presiden tidak tertutup kemungkinan penguatan dolar akan kembali berlanjut sampai awal tahun depan. Karena pasar AS pro perubahan yang dijanjikan oleh Barack Obama.

Harga minyak yang menunjukkan trend turun, pasar finansial yang kembali bergejolak sangat mendukung terapresiasinya greenback. Saat ini tidak ada suport yang akan mampu menahan penguatan dolar terhadap pounds. Bila tembus 1.770 pounds akan ke suport berikutnya 1,7486, 1.7256, serta 1.7071, dan tidak tertutup kemungkinan ke 1.5500.

Hal ini didukung pula ekonomi kawasan eropa yang mulai memburuk membuat para pelaku pasar utuk melakukan risk aversion (mengurangi resiko investasi dari mata uang yang beresiko tinggi dan berimbal hasil tinggi ke mata uang yang beresiko rendah dam berimbal hasil rendah pula seperti yen).



Semoga bermanfaat

Monday, August 18, 2008

The pressure on GBP is enormous as GBP has become the goat of the G-10 currencies



GBPUSD: The pressure on GBP is enormous as GBP has become the goat of the G-10 currencies. One headline this morning trumpeted that GBPUSD has sold off 11 days in a row and that's the worst in 37 years (we haven't double-checked this data, but it sounds plausible). Looking at a longer term chart shows just how severe the sell-off has been. The pair found support yesterday at the 0.618 retracement level of the huge move from late 2005 lows to the Nov. 2007 top, but has since dropped even further. The 200-week moving average, which held so well the last time it was tested, also fell, as did the rising trendline stretching all the way back to 2001. The next major support comes in at 1.8000 (0.764 retracement) and then the flatline level all the way down at 1.7050. The key resistance now is the old rising trendline continuation and the 200-week moving average.

Analysis Disclaimer & Risk Warning

Please note that any recommendation, forecast or other information provided by Saxo Capital Markets Pte. Ltd. or any licensed representative thereof through the trading platform, on any website or orally shall be regarded as "execution-related advice" as defined in Guideline FAA-G08 on Conduct of Business for Execution-Related Advice and Notice FAA-N01 on Recommendations on Investment Products.

Saxo Capital Markets Pte. Ltd. shall not be responsible for any loss arising from any investment based on any Analysis provided. Trades in accordance with an Analysis provided, especially trades in leveraged investments such as foreign exchange trading and investments in derivatives, can be very speculative and may result in significant losses, in particular if the assumptions on which the Analysis is based expire.

Please read our full Analysis Disclaimer here: www.saxomarkets.com.sg/about/analysisdisclaimer.aspx

Tuesday, August 12, 2008

Dolar Full Power


12/08/08

Turunnya harga minyak dari level tertigginya US$ 147 ke US$ 114 per barel membawa dampak positif bagi dolar Amerika Serikat (AS). Greenback berhasil menguat terhadap mata uang utama dunia.

Terhadap Poundsterling menguat keposisi 1,9078 naik tajam dari 2,0157 (16/06/08), terhadap Euro menguat ke level 1,4908 dari 1,6040 (16/07/08).

Hari ini GU akan mengetest ke 1.9000, bila level ini tembus akan menuju support berikutnya 1.8700.


Mata uang rupiah pun terkena imbasnya dengan sedikit melemah dengan kembali mendekati levle Rp 9.200 pe dolar AS nya.

Wednesday, August 6, 2008

Rupiah Makin Menarik

JAKARTA 06/08/2008

Masih tingginya inflasi bulan Juli kemarin 1,37 persen membuat Bank Indonesia (BI) kembali melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi dengan kembali menaikkan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 9,0 persen.

Hingga Juli lalu inflasi sudah mencapai 8,85 persen, sedangkan dari juli 2007 hingga Juli 2008 11,90 persen. Mau tidak mau bank sentral harus menaikkan kembali suku bunga patokan nya untuk mengimbangi tingginya inflasi.

Naiknya BI rate enjadi 9,0 persen membuat perbedaan dengan suku bunga Fed (2,0 persen) kian melebar menjadi 700 basis poin. Hal ini membuat berinvestasi dalam mata uang domestik kembali menarik. Sehingga para pelaku pasar terus melepas dolar. Aliran dana (Capital Inflow) asing pun akan kembali masuk. Ini membuka peluang rupiah untuk terus bergerak naik menguji ke level Rp 9.000 per dolar AS nya.

Rupiah bahkan saat ini mampu menembus dibawah level Rp 9.100 per dolar AS, dan bertengger di level 9.065 per dolar AS.

Yang menjadi dukungan pergerakan rupiah saat ini antara lain adalah terus turunnya harga minyak dari level tertingginya US$ 147 per barel dan sekarang di US$ 117 per barel. Dengan turunnya harga minyak membuat permintaan dolar dari pertamina dan PLN juga mereda, serta tekanan terhadap APBN juga berkurang.

Disisi lain grennback justru menguat terhadap mata uang kuat dunia GBP VS USD 1,9560, EURO VS USD 1.5496, serta USD VS Yen 108,38.


Free Forex Trading di Marketiva

3. Untuk membeli Liberti Reserve bisa klik dibawah ini


Semoga membantu

Wednesday, July 23, 2008

Main Valas



Apa itu FOREX (Foreign Exchange)?
Jika anda akan bepergian ke luar negeri kita akan memerlukan mata uang Negara yang akan kita tuju, pertukaran mata uang inilah yang disebut forex atau valuta asing.
Pasar forex dunia berjalan 24 jam non stop dari hari senin sampai Jumat. Diawali dari pasar Selandia baru lalu ke asia, Eropa hingga New York.

Mengapa kita Trading Forex marketiva?
Karena market kapitalisasi forex sangat besar sekitar US$ 2,5 triliun per hari. Jadi ini merupakan peluang sangat menggiurkan untuk memperoleh keuntungan.

Dengan tingkat likuditas dan fluktuasi harga sangat tinggi pasar forex menawarkan Return On Investment (ROI) yang sangat tinggi. Dari 1 % per hari sampai tak terhingga. Para trader yang sudah professional bahkan bisa mencapai diatas 1.000 % dalam 1 bulan. Tetapi forex juga menawarkan resiko yang tidak sedikit. Bila salah langkah investasi anda juga bisa akan lenyap dalam hitungan menit.

Apa yang perlu diperhatikan sebelum kita transaksi forex?
Kita perlu memahami data data ekonomi yang akan dirilis dimasing masing Negara terutama Jepang, Inggris, Negara – Negara yang tergabung dalam Euro, serta Amerika Serikat (AS). Seperti data inflasi, perubahan suku bunga, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, cadangan minyak AS, dan pidato bank sentral masing masing Negara.
Contoh: Apabila suku bunga akan naik mata uang Negara tersebut biasanya akan cenderung menguat. Data – ekonomi yang akan dirilis tersebut bisa di Bloomberg.com (calendar) atau actionforex.

Dalam bertransaksi forex kita harus disiplin ini sangat penting, serta jangan emosi dan serakah. Bertransaksilah maksimal 20 persen dari dana yang kita punya. Bila kita mempunyai modal US$ 100,0 mainkan hanya US$ 20,0 saja. Kasih target dalam sehari kita dapat profit US$ 5,0 dalam sebulan kita sudah bisa dapat US$ 100,0.
Apabila kita hari ini kalah jangan emosi untuk terus pasang, berpikirlah hari esok masih ada. Cari momentum yang tepat untuk masuk ke pasar. Biasanya market bergerak fluktuatif pukul 15.00 WIB menjelang pasar Eropa buka sampai pukul 01.00 dini hari (midday pasar New York).

Untuk pemula tradinglah dalam EuroVS US$, Gbp VS US, atau US$ VS Yen, jangan crossing GBP VS Yen, atau Euro Yen karena resiko nya sangat tinggi.

Mengapa kita trading forex di marketiva ?

Dimarketiva syaratnya sangat mudah user friendly, dan kita langsung dapat dana untuk belajar (virtual) US$ 10.000,0 dan dana riil (live) US$ 5,0. anda pun bisa deposit dana hanya dengan US$ 1,0 atau Rp 10 ribu saja. Kalau di tempat lain adan minimal US$ 1000,0 ( Rp 10 juta) Anda juga bisa ngobrol dengan para trader lain serta ada support yang selalu akan membantu anda, bahkan dalam bahasa Indonesia. Saat ini marketiva juga sudah ada trading Future Gold, indeks Dow Jones, serta Fund Rate.


Caranya:
1. Klik disini marketiva
kemudian anda daftar untuk mendapat username dan password
Siapkan kartu identitas anda (discan: file tidak lebih dari 100 byte diperkecil)
untuk diupload bila diminta (untuk mencegah money laundry).
Apabila sudah ok anda bisa download softwarenya (streamter) dan langsung install di kompi anda.
Akan terlihat seperti gambar diatas tinggal masukkan user name dan password.
Dan sekarang anda pun siap bertransaksi.

2. Untuk menambah deposit anda juga harus punya account Liberty Reserve (salah satu mata uang didunia internet yang diterima di marketiva). Hati - hati anda jangan sampai lupa lupa password dan pin nya.

3. Untuk membeli Liberti Reserve bisa klik dibawah ini


Semoga Sukses

Tuesday, July 1, 2008

Rupiah Makin Pede

Jakarta--Jatuhnya mata dolar AS terhadap mata uang dunia ternyata mampu dimanfaatkan rupiah untuk terus menguat dikisaran Rp 9.200 per dolar AS.Rupiah pun makin pede terhadap greenback karena ekpektasi suku bunga acuan BI Rate akan kembali merambat naik mengikuti lonjakan inflasi bulan Juni 2,46 persen.

Secara akumulasi dari Januari - Juni inflasi sudah mencapai 7,37 persen, atau Year on Year 11,03 persen. Jauh dari target semula 6,5 persen (+/-) 1 persen.

Namun penguatan rupiah ini mungkin akan terganjal oleh membubungnya harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai US$ 140 per barel. Karena permintaan dolar dari Pertamina untuk impor minyak juga akan meningkat membuat penguatan sedikit tertahan.

Posisi (1/7/2008)Yen 105,81: Euro 1,5762: GBP 1,9985.
Untuk Euro diprediksikan bisa kembali mencapai rekor tertingginya sampai akhir tahun ini diatas 1,6000 dan Poundsterling ke 2,0100.

Thursday, June 19, 2008

Bursa Crash ?


Bursa Global Rontok

Kekhawatiran akan tingginya inflasi global memicu bursa - bursa dunia rontok. Indeks Dow Jones sempat berada dibawah level 12.000, sebelum ditutup 12.029,06 yang berarti turun 131,24 poin. Indeks Nasdaq terkoreksi 28,02 poin menjadi 2.429,71, serta indeks S&P 500 jatuh 13,12 poin menjadi 1.337,81.

Sehari sebelumnya, bursa Eropa juga sempat jatuh akibat peringatan dari analis Royal Bank of Scotland tentang kemungkinan terjadinya global market crash.

Sampai pukul 13.30 wib., bursa China terjungkal 4,68 persen kelevel 2.803,4, bursa Tokyo anjlok 2,23 persen menjadi 14.130,17, bursa Hong Kong terperosok 1,85 persen di 22,893,11.

Sunday, June 15, 2008

males posting

hari ini ogut lagi males posting.................
.................................................
.................................................
.................................................
........................

Sunday, June 8, 2008

Nonton Euro Dapet $$$$$$

Mau nonton Euro 2008 sambil nyari $$$$$$....
Caranya gampang

Nonton Euro sambil main valas brooooo dimalam - malam gini

Rupiah dan Euro 2008


JAKARTA--Demam Euro mungkin juga akan melanda rupiah Senin besok. Pasar akan sedikit sepi karena para pelaku pasar banyak yang begadang nonton bola sampai larut malam.

Rupiah diperkirakan langsung melemah dan dibuka pada kisaran Rp 9.350 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.305 per dolar AS. Ini bukan disebabkan oleh serangan tim portugal dimana si "CR7" berada. Tetapi karena harga minyak yang kembali meroket dan sempat menembus US$ 139 per barel.

Level Rp 9.380 per dolar pasti akan dijaga mati-matian pemain belakang Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dari serangan "one two" dari para "striker" maaf pelaku pasar.

Disaat seperti ini bank sentral harus mampu membaca dan mematikan peluang serangan yang mengancam rupiah disetiap jengkal lapangan.

Thursday, May 15, 2008

Rupiah tembus Rp 9.300 per dolar AS

Rupiah Loyo

Kenaikan harga barang menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat khawatir para pelaku pasar bahwa inflasi akan tinggi. Sehingga rupiah pun mulai terlihat loyo terhadap dolar AS dan berada di level Rp 9.310 per dolar AS siang ini.

Dilain pihak memang dolar mulai menunjukkan keperkasaannya terhadap mata uang dunia seperti yen mencapai 104,92, pounds 1,9477, serta Euro 1,5496. Penguatan dolar ini dipicu oleh membaiknya data data ekonomi Amerika, serta perkiraan bahwa bank sentral AS (The Fed) akan mulai menghentikan penurunan suku bunganya.

Hal ini dikarenakan bahwa dampak krisis kredit perumahan (Subprime Mortgage) tidak seburuk yang diperkirakan.

Tingginya harga minyak masih menjadi ancaman bagi pergerakan rupiah. Dengan tingginya minyak permintaan korporat untuk biaya impor minyak juga akan membengkak, sehingga juga turut mendorong pelemahan rupiah.

Tuesday, May 13, 2008

Ayat - Ayat Fitna

New book takes on 'Fitna' verses

Erwida Maulia , The Jakarta Post , Jakarta

Noted Koranic scientist Quraish Shihab has written a book to counter the "false accusations against Islam" contained in the controversial movie Fitna, released recently by Dutch politician Geert Wilders.

Ayat-Ayat Fitna, Sekelumit Keadaban Islam di Tengah Purbasangka (Fitna Verses, a Tiny Bit of Islamic Civility in the Middle of Prejudice), launched in Jakarta on Sunday, refutes Wilders' misleading interpretations of the five Koranic verses quoted in the film.

In the 90-page book, Quraish clarifies each of the verses, reflecting the interpretations to which Muslims worldwide generally adhere.

Wilders' short film features footage of the September 11 attacks and the Madrid train bombing, preceded by a recitation of Verse 60 of the Koran's Sura Al-Anfal (8).

The verse is translated in Fitna as: "Prepare for them whatever force and cavalry ye are able of gathering, to strike terror into the hearts of the enemies of Allah and your enemies."

The implication is the Koran instructs Muslims to commit acts of terrorism.

Quraish said Wilders had distorted the meaning of the verse by excluding the five preceding verses (Sura 8:55 to 8:59), which put the excerpt in context.

The verse actually refers to attitudes when facing battle, not daily life, said the former rector of Jakarta's Syarif Hidayatullah State Institute of Islamic Studies, now the State Islamic University.

"Strike terror", he said, was intended to prevent enemies in a battle from attacking, which could therefore prevent the battle itself, as battle was not always inevitable when defending oneself or one's territory, religion or nation.

Such self-defense in battle, Quraish said, is different from terrorism.

He said the word "enemies" referred to those who violated treaties, hence provoking war.

A state of war and the betrayal of a pact also form the context of Verse 4 in the Sura Muhammad (47), which Wilders "abruptly cut" and "wrongly translated", Quraish said.

To clarify the meaning of Verse 39 in Al-Anfal, the final sura quoted in the film, the prominent Koranic exegete said warfare was the very last option Muslims could take, "should they find no other way to avoid oppression or ensure security".

Even if Muslims must become involved in a war, he added, they must obey rules such as not attacking women or children, not cutting down trees and not destroying the environment.

Quraish also gave elucidations of the other two verses quoted, 56 and 89 in Sura An-Nisaa (4), which Wilders used as examples of the Koran's anti-Semitism and instructions to kill non-Muslims.

Quraish said any interpretation of the verses could not separate them from those that preceded and followed them if their true context and meaning were to be understood.

He said Fitna (an Arabic term for "false accusation") was an appropriate title for the movie, as it "describes the real intention of its maker, that is, slandering Islam and its holy book".

In the last chapter of his book, Quraish calls on Muslims to deal with Fitna firmly and patiently by refraining from "anything detrimental to Islam or to Muslims themselves".

He said it was normal for Muslims to protest against the movie and "break off relations or partnerships with those who support the harassment".

He advised Muslims not to make general assumptions about innocent people or groups and to keep treating everyone fairly.


Ayat - ayat fitna:
Sekelumit Keadaban Islam di Tengah Purbasangka
oleh: M. Quraish Shihab

Dengan kesejukannya quraish Shihab mengajak kita menyikapi film "fitna" dari Belanda

"Ambillah yang mudah, peringatkanlah yang baik, dan berpalinglah dari orang jail (QS al-A'raf <7>: 199

e-book ayat - ayat fitna dapat di download disini


atawa ayat - ayat fitna

Monday, May 12, 2008

Mata Uang Regional Terdepresiasi


Mata uang regional terdepresiasi terhadap dolar AS pada transaksi valuta kemarin.Mata uang yen melemah 1,085 poin ke level 103,945 per dolar AS, Bath Thailand jatuh 0,18 poin ke level 32,19, Won Korea terpuruk 2 poin menjadi 1045,5, serta peso philipina turun 0,243 poin ke level 42,663 per dolar AS.

Rupiah pun terkena dampaknya, pada transaksi kemarin rupiah ditutup kembali melemah 4 poin menjadi Rp 9.239 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya Rp 9.235 per dolar AS.

Untuk saat ini rupiah akan bergerak dengan batas bawah Rp 9.200 dan batas atas Rp 9.300. Sentimen negatif dari melambungnya harga minyak mentah dunia membuat rupiah sukar untuk meguat lebih jauh. Tetapi Bank Indonesia (BI) tidak akan membiarkan rupiah akan berada diatas Rp 9.300 per dolar AS nya. Saat ini BI lebih siap menjaga rupiah agar tidak terpuruk dengan senjata cadangan devisa yang cukup memadai dibanding satu dekade terakhir.

Minyak akan ke US$ 200 per barel



Harga minyak yang cenderung dinamis dan diprediksikan akan ke level US$ 200 per barel dalam 2 tahun mendatang kini sudah berada diatas US$125 per barel.

Wednesday, May 7, 2008

BI rate naik 25 basis point


BI Rate naik pertama kali dalam 28 bulan terakhir atau 7 kali selama BI Rate mulai diberlakukan Juli 2005. Suku bunga patokan Bi Rate akhirnya naik 25 basis point menjadi 8,25 persen karena tuntutan dari tingginya inflasi year on year sampai bulan april lalu 8,96 persen.

Terakhir kali Bank Indonesia menaikkan suku bunga Patokan BI rate bulan Desember 2005 imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih dari 100 persen, yakni sebesar 50 basis point menjadi 12,75 persen.

Rencana Pemerintah akan menaikkan kembali bbm sekitar 30 persen diperkirakan juga akan mendorong bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga BI Rate. Dengan dinaikkan harga bbm bersubsidi 30 persen akan berpotensi meningkatkatkan laju inflasi 1 - 3 persen.

Tuesday, May 6, 2008

harga komoditi

Harga Komoditas (5/5/2008)

BRENT CRUDE FUTR (USD/bbl.) 117,99
GAS OIL FUT (ICE) (USD/MT) 1.079,75
GASOLINE RBOB FUT (USd/gal.) 305,29
HEATING OIL FUTR (USd/gal.) 330,65
NATURAL GAS FUTR (USD/MMBtu) 11,18
WTI CRUDE FUTURE (USD/bbl.) 119,97
COCOA FUTURE (USD/MT) 2.631,00
COCOA FUTURE - LI (GBP/MT) 1.407,00
COFFEE 'C' FUTURE (USd/lb.) 132,60
CORN FUTURE (USd/bu.) 594,00
COTTON NO.2 FUTR (USd/lb.) 69,29
FCOJ-A FUTURE (USd/lb.) 120,70
SOYBEAN FUTURE (USd/bu.) 1.286,00
SOYBEAN MEAL FUTR (USD/T.) 331,00
SOYBEAN OIL FUTR (USd/lb.) 57,37
SUGAR #11 (WORLD) (USd/lb.) 11,48
WHEAT FUTURE(CBT) (USd/bu.) 805,50
WHEAT FUTURE(KCB) (USd/bu.) 856,00
COPPER FUTURE (USd/lb.) 394,75
LME ALUM HG FUTUR (USD/MT) 2.884,00
LME COPPER FUTURE (USD/MT) 8.511,50
LME LEAD FUTURE (USD/MT) 2.574,00
LME NICKEL FUTURE (USD/MT) 28.275,00
LME ZINC FUTURE (USD/MT) 2.199,00
GOLD 100 OZ FUTR (USD/t oz.) 874,10
SILVER FUTURE (USD/t oz.) 16,83
CATTLE FEEDER FUT (USd/lb.) 108,25
LEAN HOGS FUTURE (USd/lb.) 73,20
LIVE CATTLE FUTR (USd/lb.) 91,20

sumber: bloomberg

Harga Minyak diatas US$ 120 per barel



Membaiknya data - data ekonomi Amerika Serikat (AS) diartikan oleh pasar bahwa ekonomi AS masih tumbuh dan ini akan kembali memerlukan energi terutama minyak. ALhasil, harga minyak mentah jenis crude sweet kembali meroket diatas US$120,20 per barel.

Selain itu, recoverynya dolar terhadap euro dan yen juga berdampak para investor kembali beralih memburu komoditas, sehingga harga minyak, dan komoditas lainnya kembali melambung.

BI Rate Masih Akan Bertahan di 8,00 persen

Bank Indonesia tampaknya masih akan mempertahankan suku bunga patokannya di level 8,0 persen walaupun inflasi Year on Year sudah mencapai 8,96 persen, dan inflasi tahun kalender jan - Apr mencapai 4,01 persen. Karena inflasi bulan April lalu 0,57 persen lebih rendah bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Dengan demikian sudah terjadi negatif spread dimana suku bunga BI Rate 8,0 persen sedangkan inflasinya mencapai 8,96 persen.Artinya bila kita investasi dalam mata uang rupiah kita sudah tidak mendapat keuntungan karena tingginya inflasi saat ini.

Hal inilah yang membuat rupiah sudah tidak menarik lagi untuk berinvestasi. Walaupun perbedaan suku bunga sebesar 600 basis point antara mata uang dolar 2,0 persen sedangkan rupiah 8,0 persen menjadi mentah. Para pelaku pasar cenderung memegang dolar untuk saat ini.

Thursday, April 17, 2008

Five Reasons: Why Oil Isn’t Coming Down…Yet

Five Reasons: Why Oil Isn’t Coming Down…Yet
Posted by David Gaffen
April 15, 2008, 1:26 pm
Oil
The myriad reasons for more buying in oil has boosted price of the benchmark crude contract again — lately traded at $113.50 a barrel on Nymex. Should it hold above $111.76, it would establish a new closing record for the contract — the ninth such occurrence since the beginning of March.

Analysts increasingly believe that instead of nervously waiting on lower oil prices, people might have to get used to these lofty values for the price of oil and other energy products. MarketBeat takes a look at the primary drivers behind this:

Supply
1. Capacity. The oil-producing giants, such as Saudi Arabia and Iran, are pumping about as much oil per day as they possibly can — spare capacity is barely a couple of million barrels, and demand continues to outstrip this supply. Not for nothing was it that Petrobras, the Brazilian oil giant, rallied 8% Monday on news of a discovery despite only vague details about the oil field. “We’re at 97% to 98% capacity — and it’s an industry whose production is subject to not only normal problems that any producer has but subject to a lot of geopolitical risk,” says James L. Williams, energy economist at WTRG Economics, London, Arkansas.
2. Heating oil. It seems strange, but while gasoline tends to be the chief catalyst for the pre-summer rally in crude oil, heating oil has asserted itself as a major factor. That’s because of increased demand for distillates such as ultra-low-sulfur diesel. Such products, along with jet fuel, impact the trading in heating oil.
3. The weak dollar. This is a bit of an old story, of course, but the dollar’s weakness makes the commodities that are dollar-backed all the more valuable for foreign investors. The U.S. Dollar Index, which tracks the currency against those of six trading partners, lately traded on ICE Futures at 72, not far from its all-time low of 70.7. “The lower the dollar goes, the more valuable [dollar-backed commodities] become on the world stage,” says Darin Newsom, commodities analyst at DTN in Omaha.

Trading
4. Speculation. Large speculators still hold substantial long positions in crude oil, natural gas and heating oil, according to the weekly data from the Commodity Futures Trading Commission, and buying from funds has remained healthy. “It seems to be one of the only profitable homes for speculative money,” says Mr. Williams. Technically oriented investors may help in pushing the price of oil to $125 a barrel, according to Mr. Newsom, as Tuesday’s new high could motivate more buyers.
5. Gasoline. The Energy Information Administration has noted that gasoline demand is sluggish in the U.S., but that doesn’t extend to the rest of the world. The expectation is for reduced driving in the U.S. this summer, but for now, that’s only a forecast, and the price of gasoline remains extraordinarily high. According to AAA, the average regular gallon of gasoline is $3.386, more than 50 cents higher than a year ago.

Permalink | Trackback URL: http://blogs.wsj.com/marketbeat/2008/04/15/five-reasons-why-oil-isnt-coming-downyet/
?mod=WSJBlog/trackback/

kkronologi oil price
http://www.wtrg.com/prices.htm

Monday, April 14, 2008

Sunday, April 13, 2008

Harga Pangan Ancam Bursa

Minggu 13/4/08

Harga - harga bahan kebutuhan pokok yang terus merambat naik akan menjadi ancaman serius bagi pergerakan indeks harga saham gabungan dibursa efek Indonesia pekan ini.
Selama sepekan kemarin indeks mampu rebound setelah anjlok cukup tajam. Pada akhir pekan kemarin indeks ditutup dilevel 2.303,929 yang berarti berhasil menguat 26,844 poin (1,18persen) bila dibandingkan dengan posisi sebelumnya 2.272,085.


Pada pekan ini indeks akan bergerak dengan fluktuasi yang cukup lebar antara 2.200 - 2.315 karena adanya kecemasan akan kenaikan harga bahan pangan dunia. Jatuhnya bursa Wall Street akhir pekan kemarin sebesar 256,56 poin (2,04 persen) diperkirakan akan kembali menyeret bursa Asia pada perdagangan awal pekan ini.

Para investor hendaknya sangat berhati - hati dan terus mengikuti perkembangan dan terus pantau pasar. Karena indeks kembali berpeluang ke level 2.100.

MY PIC



Foto dan Lukisan ku 2007





Monday, April 7, 2008

Inflasi Menambah Masalah Baru


Momok Inflasi

Jakarta (7/4/08)Dengan tingginya inflasi bulan Maret lalu mencapai 0,95 persen melebihi perkiraan pasar, dan secara akumulasi dari Jan. – Maret sudah sebesar 3,14 persen, bahkan inflasi Year on Year (YoY) mencapai 8,17 persen, membuat inflasi tahun ini akan meleset dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 6,5 persen.

Harga komoditas perkebunan, terutama Crude Palm Oil (CPO), serta komoditas tambang, baik minyak, batubara maupun logam yang masih cenderung naik sangat sulit inflasi dibendung.

Dengan tingginya inflasi asumsi yang akan terjadi dipasar pasar adalah suku bunga akan naik, harga saham akan anjlok, obligasi akan jatuh, serta nilai tukar akan sangat berfluktuatif.

Pasar saham yang cepat terkena dampaknya selama sepekan lalu indeks terjungkal 200,501 poin (8,09 persen) menjadi 2.277,085 dari posisi pekan sebelumnya 2.477,586.
Harga – harga obligasi pun juga tutun terpengaruh oleh kekhawatiran tingginya inflasi tahun ini.

Memang suku bunga rupiah sebesar 8 persen dan suku bunga dolar AS 2,25 persen, ada selisih 575 basis point. Namun, dengan laju inflasi YoY yang mencapai 8,17 persen, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 8 persen membuat suku bunga riil ( sukubunga simpanan – inflasi) mata uang rupiah menjadi negatif.

Hal ini membuat rupiah sudah tidak menarik lagi saat ini. Investor harus menghitung – ulang untuk berinvestasi di Indonesia. Inilah yang membuat rupiah susah untuk menguat.
Karena keuntungan yang didapat dalam berinvestasi akan tergerus oleh jatuhny nilai tukar rupiah.

Namun Bank Indonesia sebagai bank sentral sampai saat ini mampu menjaga stabilitas rupiah dikisran Rp 9.200 per dolar AS, baik melakukan intervensi verbal maupun langsung menyerap likuditas rupiah dipasar.

Rupiah Menguat, Indeks Terjun Bebas

Rupiah Menguat Tipis

JAKARTA—Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada transaksi kemarin berhasil menguat tipis 10 poin menjadi Rp 9.200 dari penutupan sebelumnya Rp 9.210 per dolar AS.

Suryanto Chang, treasury dari PT Bank Permata Tbk., mengungkapkan anjloknya bursa saham tidak banyak berdampak terhadap pergerakan rupiah.

“Hal ini mengindikasikan bahwa yang mengalami kempanikan adalah investor lokal, sehingga tidak terjadi switching dana ke pasar uang, paparnya. Sehingga tidak terjadi pembelian dolar besar-besaran dipasar, membuat rupiah tetap stabil, jelasnya.

Suryanto memprediksikan rupiah hari ini akan ditransaksikan dalam kisaran Rp 9.200 – Rp 9.250 per dolar AS.

Indeks Terjun Bebas

JAKARTA—Kekhawatiran naiknya suku bunga imbas tingginya inflasi membuat indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta kembali terjun bebas. Pada penutupan kemarin indeks kembali anjlok 104,218 poin (4,45 persen) 2.237,971 dari posisi sebelumnya 2.342,189.

Analis dari PT Asia Kapitalindo, Harry Kurniawan menjelaskan efek kejut dari tingginya inflasi bulan Maret 0,95 persen memuncul perkiraan negatif dipasar, dimana suku bunga akan naik, pasar obligasi akan jatuh, serta nilai tukar akan fluktuatif. “Inilah yang membuat pasar panik sehingga indeks terus meluncur,” ujarnya.

Menurut Harry, secara valuasi harga saham saat ini memang masih mahal karena Price Earning (PE) bursa Jakarta sebesar 19 – 20 kali, lebih tinggi dibanding dengan PE bursa regional 11 – 16 kali.

Hari ini diprediksikan indeks masih akan mengalami tekanan dan akan bergerak dalam kisaran yang lebar 2.000 - 2.478.

BI Intervensi Rupiah Terjaga

Rupiah Masih Terjaga

JAKARTA—Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada transaksi kemarin berhasil menguat 8 poin menjadi Rp 9.210 dari penutupan sebelumnya Rp 9.218 per dolar AS.

Treasury dari PT Bank BNI Tbk., Alberima mengungapkan intervensi yang dilakukan bank sentral (BI) baik secara verbal maupun secara langsung menyerap likuditas rupiah dipasar membuat rupiah masih terjaga.

Saat ini tugas berat berada berada ditangan pemerintah untuk bisa menekan inflasi sesuai target sebesar 6,5 persen ditengah naiknya harga – harga komoditas, paparnya.

“Dengan tingginya inflasi yang mencapai 8,17 persen membuat suku bunga riil ( suku bunga – inflasi) mata uang rupiah menjadi minus, hal ini membuat rupiah tidak menarik lagi,” ujarnya.

Inflasi Hancurkan Bursa

BI Amankan Rupiah

JAKARTA-- Jatuhnya bursa saham serta tingginya inflasi bulan Maret rupiah masih mampu bertahan. Pada Transaksi kemarin nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya melemah tipis 18 poin dan ditutup Rp 9.218 dari posisi sebelumnya Rp 9.200.

Treasury dari salah satu bank asing di Jakarta menjelaskan dijaganya rupiah oleh Bank Indonesia (BI) membuat rupiah mampu bertahan dari sentiment negatif jatuhnya bursa dan tingginya inflasi. “Kalau tidak, bisa bahaya dan rupiah pasti sudah jebol,” katanya.

Yang perlu diwaspadai adalah transaksi Non Deliverable Forward (NDF) di pasar New York (tadi malam). “Rupiah pasti akan mendapat gempuran hebat disana,” ujarnya.

Inflasi Gerus Indeks


JAKARTA—Pada perdagangan kemarin indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia kembali tergerus 54,05 poin ( 2,21 persen) menjadi 2.393,249 dari penutupan sebelumnya 2.447,299.

Analis dari PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan mengungkapkan tingginya inflasi bulan Maret sebesar 0,95 persen melebihi ekpektasi membuat indeks semat terkoreksi hingga 100 poin lebih.

“Laporan keuangan Bumi Resources yang mengecewakan, serta jatuhnya harga komoditas terutama Crude Palm Oil (CPO) juga turut mendukung kejatuhan indeks,”:ujarnya.

Hari ini diperkirakan indeks akan kembali tertekan dan bergerak dalam kisaran 2.325 – 2.440.

Rupiah Tak Beranjak

Rupiah Tak Beranjak

JAKARTA—Nilai tukar rupiah pada transaksi kemarin kembali bertahan dilevel Rp 9.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Tidak ada sentimen yang kuat membuat rupiah tidak beranjak dari posisi akhir pekan kemarin.

Pengamat pasar uang Farial Anwar mengungkapkan, fluktuasi bursa saham, masih tingginya harga minyak, serta kekhawatiran tingginya inflasi menjadi penahan penguatan rupiah akhir – akhir ini.

“Permintaan dolar menjelang akhir bulan serta untuk impor minyak yang cenderung meningkat membuat rupiah susah untuk menguat,” paparnya.

Untuk hari ini Farial memprediksikan rupiah akan ditransaksikan dalam kisaran sempit antara Rp 9.170 – Rp 9.225 per dolar AS.



Profit Taking Tekan Indeks


JAKARTA—Setelah naik selama lima hari berturut – turut akhirnya indeks harga saham gabungan di bursa efek Jakarta mengalami profit taking (aksi ambil untung) oleh para investor.
Sehingga pada perdagangan kemarin, indeks terjun 30,287 poin (1,22 persen) menjadi 2.477,299 dari posis akhir pekan kemarin 2.477,586.

Analis dari PT. Finan Corfindo Nusa, Edwin Sebayang menjelaskan aksi ambil untung yang dilakukan para investor membuat indeks terkoreksi kemarin. Selain itu rontoknya bursa regional juga turut mendukung kejatuhan indeks kali ini.

“Cukup wajarlah indeks jatuh, karena selama sepekan kemarin indeks sudah naik cukup signifikan,” ujarnya. mengindikasikan

Edwin memprediksikan indeks hari ini akan kembali mengalami tekanan dan bergerak dengan kisaran 2.383 – 2.473.