Masih tingginya inflasi bulan Juli kemarin 1,37 persen membuat Bank Indonesia (BI) kembali melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi dengan kembali menaikkan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 9,0 persen.
Hingga Juli lalu inflasi sudah mencapai 8,85 persen, sedangkan dari juli 2007 hingga Juli 2008 11,90 persen. Mau tidak mau bank sentral harus menaikkan kembali suku bunga patokan nya untuk mengimbangi tingginya inflasi.
Naiknya BI rate enjadi 9,0 persen membuat perbedaan dengan suku bunga Fed (2,0 persen) kian melebar menjadi 700 basis poin. Hal ini membuat berinvestasi dalam mata uang domestik kembali menarik. Sehingga para pelaku pasar terus melepas dolar. Aliran dana (Capital Inflow) asing pun akan kembali masuk. Ini membuka peluang rupiah untuk terus bergerak naik menguji ke level Rp 9.000 per dolar AS nya.
Rupiah bahkan saat ini mampu menembus dibawah level Rp 9.100 per dolar AS, dan bertengger di level 9.065 per dolar AS.
Yang menjadi dukungan pergerakan rupiah saat ini antara lain adalah terus turunnya harga minyak dari level tertingginya US$ 147 per barel dan sekarang di US$ 117 per barel. Dengan turunnya harga minyak membuat permintaan dolar dari pertamina dan PLN juga mereda, serta tekanan terhadap APBN juga berkurang.
Disisi lain grennback justru menguat terhadap mata uang kuat dunia GBP VS USD 1,9560, EURO VS USD 1.5496, serta USD VS Yen 108,38.
Free Forex Trading di Marketiva
3. Untuk membeli Liberti Reserve bisa klik dibawah ini
Semoga membantu
No comments:
Post a Comment