
Tiga pasangan Capres dan Cawapres sudah siap maju perang, tapi sudah siap kalah ngak ya....? jangan - jangan nati kalau kalah mencari kambing hitam dan mengajak pendukung gras root (akar rumput) bentrok, semoga itu tidak terjadi. Kita patut meniru fair play yang dilakukan di liga primier Inggris. Bisa dijadikan contoh saat klub Mancester United (MU)kampiun liga Inggris yang akan merumput di senayan nanti. Maklum fans MU gitu loohhh.... yang menjagokan MU juga juara Champion melawan Barcelona 27 Mei mendatang..... dengan sekor 3-2.
Pemain boleh menggocek bola, menipu wasit dengan aksi divingnya, mengganjal lawan, serta merobek gawang lawan, tetapi semua keputusan tetap kita serahkan kepada wasit Pemilu(KPU) yang menjadi juri atas perhelatan akbar negeri ini.
Wasit tidak mungkin melihat semua kejadian di lapangan selama pertandingan, walaupun ada banyak kamera yang bisa direwind. Keputusan wasit tetap mutlak.
Dalam pemilu legislatif lalu tidak ada gairah saya untuk datang tempat pemungutan suara (TPS) karena tidak ada magnet yang mampu menyedot diri saya untuk mencontreng salah satu calon maupun partai politik. Saya memilih partai golongan putih.
Tiga capres dan cawapres saya ibaratkan saat kita suit untuk main tak umpet ibu jari untuk ibu Mega dan Prabowo (ibu mega gendutwalau sudah agak ramping karena diet hehehe...) , telunjuk untuk SBY dan Boediono, serta kelingking JK dan Wiranto. Kalau kita adu satu sama lain bisa saling mengalahkan, ibu jari(gajah) mampu mengalahkan telunjuk (orang, tetapi kalah dengan kelinking (semut), dan begitu sebaliknya. Jadi peluang sama kuat buat ketiga calon.
Tetapi jangan pemilu presiden nanti kembali mengotori jalan - jalan dengan spanduk seperti pemilu legislatif mengotori jalan dan sudut - sudut kota. Semua terlihat semrawut seperti iklan rokok.
Namun dilihat dari track record SBY sudah teruji dalam lima tahun terakhir pemerintahannya mengalir dan membuat para koruptor (maling kakap) mikir- mikir direpublik ini. Pria dengan senyum khas JK pun juga sukses dengan program nya selama menjadi Wakil Presiden mendampingi SBY periode ini. Ibu mega dulu juga pernah menjabat sebagai RI I menggantikan Gusdur, namun kepemimpinannya tidak mempunyai gaung atau gebrakan yang patut diingat. Seandainya ibu mega waktu itu mampu membuat gebrakan mungkin megawati masih memimpin negeri ini.
Jempol bagus, telunjuk lurus, kelingking pun bisa nyaring. Pilihan sekarang terserah anda, mau dibawa republik oelh sopir yang kompeten lima tahun mendatang.
Suit...! unyil menang
viva_4ever_2u
No comments:
Post a Comment